A. DEFINISI
Glaukoma berasal
dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma (
Barbara C Long, 2007 : 262 )
Glaukoma adalah
suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar
untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang
pandang (Luckman
& Sorensen 2008).
Glaukoma adalah
Gangguan pada mekanisme pengeluaran cairan didalam mata yang dapat menyebabkan
sumbatanakibat penyempitan pada saraf mata, dan akar iris atau juga karena
faktor keturunan. Manifestasi klinik pada glaucoma adalah penglihatan
kabur mendadak, nyeri hebat, mual, muntah dan melihat halo (pelangi disekitar
objek) (Bruce
James. et al , 2006 : 95).
Glaukoma adalahkelainan
yang disebabkan oleh kenaikan tekanan didalam bola mata sehingga lapang
pandangan dan visus mengalami ganggauan secara progresif (Menurut kelompok,
2013)
Dalam hal ini cairan yang mengalami gangguan yang dihubungkan
dengan penyakit glaukoma adalah aqueus humor, dimana cairan ini berasal dari
badan sisiari mengalir ke arah bilik anterior melewati iris dan pupil dan
diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui
vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm. (Evelin C. Pearce :
317).Secara normal TIO 10 -21 mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap
aliran aqueus humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat
cairan tersebut. TIO meningkat kadang – kadang mencapai tekanan 50 – 70 mmHg.
B. ETIOLOGI
Glaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun.
Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain:
• Faktor genetik, riwayat glaukoma dalam
keluarga
• Penyakit hipertensi
• Penyakit diabetes dan penyakit sistemik
lainnya
• Kelainan refraksi berupa miopi dan
hipermetropi
• Ras tertentu
• Tekanan bola mata
• Pemakai steroid secara rutin
C. KLASIFIKASI
a. Glaukoma
Primer
· Glaukoma sudut terbuka
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor
aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua
mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi
penglihatan yang progresif.
Glaukoma sudut terbuka (glaukoma mendadak) sering terjadi
setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi juga pada anak-anak. Penyakit ini
cenderung bersifat menurun dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes
melitus atau miopia.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai dari tepi lapang pandang.
Apabila kondisi ini tidak segera diobati, pada akhirnya akan menjalar ke
seluruh bagian lapang pandang dan menyebabkan kebutaan. Pada awalnya
peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Namun,
lama-kelamaan timbul gejala sebagai berikut:
- Penyempitan lapang pandang tepi
- Sakit kepala ringan, mual, dan muntah
- Gangguan penglihatan yang tidak jelas,
misalnya melihat lingkaran disekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi
pada kegelapan
- Mata agak menonjol, terkadang mirip mata ikan
mas koki (sudah parah)
- Pupil atau manik mata lebih besar
Pada akhirnya, akan terjadi penyempitan yang menyebabkan
penderita sulit melihat benda-benda yang terletak lurus kedepan (disebut
penglihatan terowongan). Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala
setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.Tidak ada tindakan
yang dapat dicegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.Namun, apabila penyakit
ini ditemukan sejak dini maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan.
· Glaukoma sudut tertutup (glaukoma menahun)
Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil, misalnya cahaya
redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata, atau
obat tertentu bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh
iris.Iris bisa bergeser secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga
terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.
Umumnya, penglihatan menjadi kabur dan terkadang melihat seperti
pelangi. Penyebab glaukoma tertutup (glaukoma menahun) terjadi karena adanya
tekanan dalam bola mata yang meningkat, yaitu terdapat saluran yang
menghubungkan bilik depan dan bilik belakang. Kedua bilik berisi cairan
sehingga terbendung.Oleh karenaya, tekanan didalam bilik meningkat dan
mengakibatkan selaput bening (kornea) mata menjadi rusak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan
pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.Penyebab lainnya adalah
menulis, membaca, dan menonton di tempat gelap dan marah berlebihan. Glaukoma
akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan
melebar dibawah cahaya redup. Glaukoma sudut tertutup terjadi bila saluran
tempat mengalrnya humor aqueus terhalang oleh iris.
Penyakit glaukoma sudut tertutup akut bisa menyebabkan penurunan
fungsi penglihatan ringan, terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling
cahaya, serta nyeri pada mata dan kepala. Gejala tersebut berlangsung hanya
beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan
menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang
berdenyut.Penderita juga mengalami mual muntah, kelopak mata membengkak, mata
berair dan merah, serta pupil melebar dan tidak bisa mengecil bila diberi sinar
terang.
Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi
serangan tersebut bisa terulang kembali. Setiap serangan susulan akan berakibat
pada semakin berkurangnya lapang pandang penderita.
Orang-orang memiliki risiko menderita glaukoma sudut tertutup
sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin.Apabila risikonya tinggi,
sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
b. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder terjadi bila mata mengalami kerusakan akibat
infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, serta penyakit mata yang
mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.Disamping
itu, juga bisa disebabkan oleh adanya penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata,
pembedahan mata dan pendarahan dalam mata.Beberapa obat, misalnya
kortikosteroid, juga bisa menyebabkan peningkatan tekakan intraokuler.
c. Glaukoma kongenitalis
Glaukoma kongenital sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran hunor aqueus. Glukoma kongenital sering kali
bersifat menurun
D. PATOFISIOLOGI
Glaukoma dapat disebabkan oleh genetik, penyakit mata lain
ataupun kongenital. Hal ini menyebabkan Peningkatan Intraokuli. Beberapa
mekanisme peningkatan tekanan intraokuler:
• Korpus siliaris memproduksi terlalu banyak
cairan bilik mata, sedangkanpengeluaran pada jalinan trabekular normal
• Hambatan pengaliran pada pupil sewaktu
pengaliran cairan bilik matabelakang ke bilik mata depan
• Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi
humor aquelus oleh badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran
keluar humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada
keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular
dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer
Schiotz (aplasti).Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23
mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli
yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf
optik dan ke retina. TIO menyebabkan Penyempitan lapang pandang dan
ketidakseimbangan produksi dan aliran akueos humor, yang menghambat aliran
darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Akibatnya saraf optik dan
retina mengalami kerusakan dan mengalami penipisan.Dapat menyebabkan gangguan
penglihatan bahkan kebutaan.
Iskemia iris ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara
bertahap. Akan menekan saraf yang menyebabkan nyeri.Disampaikan ke saraf impuls
NV (Vagus) dan menghasilkan refluks.Akan mengakibatkan mual muntah.
0 komentar:
Posting Komentar