ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DHF
1. Definisi
Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit
kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih, dan
ruam-ruam. Demam berdarah dengue atau dengue hemorragic fever (DHF) adalah
demam dengue yang disertai pembesaran hatindan manifestasi perdarahan. Pada
keadaan yang parah, bisa terjadi kegagalan sirkulasi dan pasien jatuh dalam
syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut shock syndrome
(DSS).
Demam dengue adalah penyakit virus
dengan demam akut dengan ciri khas muncul tiba-tiba, demam biasanya berlangsung
selama 3 - 5 hari (jarang> 7 hari
dan kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia,
artralgia,sakit retro orbital, tidak nafsu makan, ganguan gastrointestinal dan
timbul ruam. Infeksi dengue disertai peningkatan permeabilitas vaskuler, dengan manifestasi
perdarahan di sertai dengan kerusakan organ-organ
tertentu. Penyembuhan, dapat disertai dengan rasa lelah dan depresi yang berkepanjangan.
Limfa denopati dan lekopeni pada penderita demam dengue dengan difusitosis
relative sering terjadi : trombositopeni dan meningkatnya transaminase lebih
jarang terjadi.penyakit ini bisa muncul sebagai KLB yang eksplosif namun jarang
terjadi kematian kecuali terjadiperdarahan pada DBD.
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar
luas diseluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah
anak-anak berusia dibawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa
terserang penyakit virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia dan
primata, sedang penularannya adalah nyamuk aedes aegypti.
Selama nyamuk aedes aegypti tidak terkontaminasi virus
dengue maka gigitan nyamuk dbd tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut
menghisap darah penderita dbd maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa
menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk
jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke
orang yang lain
2. Etiologi
Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam group arboviruss (virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk arthropod). Virus dengue dibawa oleh gigitan nyamuk aedes
aegypti dan aedes albopicus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk tersebut.
Virus penyebab demam dengue adalah virus dengue genus flaviriusyang
termasuk Arbovirus (Arthopod Borne Virus) grup
B. Virion virus mempunyai ukuran 40 nm. Secara serologis terdapat 4 tipe virus
dengue, yaitu dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4. Virus dapat berkembang
biak pada berbagai macam kultur jaringan, misalnya sel mamalia BHK (Baby
Hamster Kidney Cell) dan sel arthropoda, misalnya Aedes albopictus cell.
Cara
penularan:
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama aedes aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang mengigit pada
siang hari dengan peningkatan aktifitas mengigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum
matahari tengelam. Aedes aegypti
dan aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan. Aides ablopiktus, sangat
banyak ditemukan di asia, tidak begitu antrepofilik di bandingkan dengan aides aegypti. Masa inkubasi demam dengue pada
manusia berlangsung sekitar 4 – 5 hari.
Masa
penularan:
Tidak
ditularkan langsung dari orang keorang,penderita menjadi infektif bagi nyamuk
padasaat virenia yaitu: sejak beberapa saat, masa demam berakhir, bisanya
berlangsung selama tiga sampai lima hari. Nyamuk menjadi infektif 8 - 15 hari sesudah menghisap darah, penderita virenia dan
tetap infektif selama hidupnya.
Klasifikasi:
· Derajat
I: demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah tes tourniquet yang positif atau mudah memar
· Derajat
II: gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan perdarahan spontan.
Perdarahan bisa terjadi di kulit atau tempat lain
· Derajat
III: kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah
· Derajat
IV: syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diperiksa fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam
3. Manifestasi
Klinis
Kriteria klinis:
· Suhu badan yang
tiba-tiba menggigil
· Demam yang
berlangsung hanya beberapa hari
· Kurva demam
yang menyerupai pelana kuda
· Nyeri tekan
terutama di otot-otot dan persendian
· Adanya
ruam-ruam pada kulit
· Hepatomegali,
biasanya di ikuti syok
· Leukopenia
· Kadang mual dan
muntah
· Sakit kepala, batuk
dan pilek
Kriteria klinis DHF menurut WHO:
· Demam akut,
yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam
disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, nyeri pada punggung, malaise,
nyeri pada tulang, persendian, dan kepala
· Manifestasi
perdarahan seperti uji tourniket positif, petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena
· Pembesaran hati
dan nyeri tekan pada ikterus
· Dengan atau
tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai
prognosis yang buruk
· Kenaikan nilai
hematokrit atau hemokonsentrasi, yaitu 20 %
1. Pemeriksaan Diagnostik
· Pemeriksaan
darah laboratorium
Ø LPB positif
Ø Kadar trombosit darah menurun
(trombositopenia)
Ø Hematokrit meningkat lebih dari 20%,
merupakan indikator akan timbulnya rejatan
Ø Hemoglobin meningkat lebih dari 20%
Ø Leukosit menurun (lekopenia) pada hari kedua
atau ketiga
Ø Masa perdarahan memanjang
Ø Protein rendah (hipoproteinemia)
Ø Natrium rendah (hiponatremia)
Ø SGOT/SGPT bisa meningkat
Ø Astrup : Asidosis metabolic
· Urine
:
Kadar albumin urine positif (albuminuria)
· Foto
thorax
Bisa ditemukan
pleural effusion
· Uji
Serologi
a. Uji serologi
memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa akut dan konvalesen, yaitu
uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT), dan uji dengue blot. Pada
uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat.
b. Uji serologi
memakai serum tungga, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue
tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM antidengue yang mengukur hanya
antibodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini yang dicari adalah tidaknya
atau titer tertentu antibodi antidengue.
· Isolasi
virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan
2. Komplikasi
- Perdarahan
luas
- Syok
(rejatan)
- Pleural
Effusion
- Penurunan
kesadaran
3. Penatalaksanaan
Medis
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
- Tirah baring atau istirahat baring
- Diet makan lunak
- Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa :
susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan
merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF
- Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat,
NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan
- Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam
- Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari
- Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari
golongan asetaminopen
- Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
- Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran
infeksi sekunder
- Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan
umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk
- Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
- Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di
perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang
hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma
ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB
- Pemberian cairan intravena baik plasma maupun
elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila
renjatan telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup
besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi
menjadi 10 ml/kg BB/jam
- Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan
gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita
DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang
makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok.
Pada pasien renjatan : Antibiotika, Kortikosteroid dan Antikoagulasi
4. Pencegahan
Pengembangan vaksin untuk dengue sangat sulit karena
keempat jenis serotip virus bisa mengakibatkan penyakit. Perlindungan terhadap
satu atau dua jenis serotip ternyata meningkatkan risiko terjadinya penyakit
yang serius. Saat ini sedang dicoba dikembangkan vaksin terhadap keempat
serotip sekaligus, sampai saat ini satu-satunya usaha pencegahan atau
pengendalian dengue dan dhf adalah dengan memerangi nyamuk yangmengakibatkan
penularan.
Aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan
manusia, seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat-tempat lain yang
menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di
dalam rumah dan meletakan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Pencegahan dilakukan dengan langkah 3m:
· Menguras
bak air
· Menutup
tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat berkembang biak nyamuk
· Mengubur
barang-barang bekas yang bisa menampung air
Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan
insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah
perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang
setiap beberapa waktu tertentu.
Ditempat yang sudah terjangkit dhf dilakukan penyemprotan insektisida secara
fogging. Tapi efeknya hanya bersifata sesaat dan sangat tergantung pada jenis
insektisida yang dipakai. Disamping itu partikel obat ini tidak dapat masuk ke
dalam rumah tempat ditemukannya nyamuk dewasa. Untuk perlindungan yang lebih
intensif, orang-orang yang tidur di siang hari sebaiknya menggunakan kelambu,
memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk didalam
rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan.
5. Penatalaksanaan
Keperawatan
Pengkajian
a) Aktivitas/istirahat
Malaise.
b) Sirkulasi
Tekanan darah di bawah normal, denyut perifer melemah, takikardi, susah
teraba, kulit hangat, kering, pucat, kemerahan/
bintik merah, perdarahan bawah kulit
c) Eliminasi
Diare atau konstipasi
d) Makanan/ cairan
Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
badan, punurunan haluaran urine, oligouria, anuria
e) Neurosensori
Sakit kepala, pusing, pingsan,
ketakutan, kacau
mental, disorientasi, delirium.
f) Nyeri/
Ketidaknyamanan
Kejang abdominal, lokalisasi area sakit
g) Pernapasan
Takipneu dengan penurunan kedalaman pernapasan, suhu meningkat, menggigil
h) Penyuluhan/
pembelajaran
Masalah kesehatan, penggunaan obat-obatan atau tindakan
i) Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis
yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )
j) Keluhan
Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala,
lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
k) Riwayat
penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya
sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,sakit pada waktu menelan, lemah,
panas, mual, dan nafsu makan menurun.
l) Riwayat
penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita
secara specific.
m) Riwayat
penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada
anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah
penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
n) Riwayat
Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih,
banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum
burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
Analisa Data
Data
Subjektif (DS)
|
Data Objektif
(DO)
|
Pasien mengeluh:
· Mimisan
terus menerus
· BAB
warna hitam
Riwayat kesehatan dahulu :
· Sudah
2 kali masuk rumah sakit
· di
diagnosa suspect DHF
Data tambahan :
· Lelah
· Lemas
· Lesu
· Mual/muntah
· Diare
· Mual
· Demam
· Tidak
nafsu makan
· Anoreksia
· Membran
mukosa kering
|
Pasien tampak :
· Mimisan
terus menerus
· BAB
warna hitam
· Trombosit
↓: 130.000 ( normal trombosit : 150.000
-450.000 cmm)
· Hemoglobin
↓: 8 ( normal Hb : 11 – 16 gr/dl )
· Hematokrit
↓: 29 (normal Hct : 31 -45 % )
· Suhu 39 0C
· Terdapat pembesaran limpa dan hati
Data tambahan :
· Berat
badan menurun
· Penurunan
lipatan kulit trisep
· Membrane
mukosa kering
· Suhu
= 39ºC
· kalium
↓ ( normal K = 3,6-5,8 mEq/L)
· natrium
menurun ↓ ( normal Na = 135-145 mEq/L)
· HCO3
↓ (normal HCO3 = 22-26 mEq/L)
· Bintik-bintik
merah pada kulit (terutama di daerah kaki)
· Memar
atau daerah kebiruan pada kulit atau membrane mukosa
· Perdarahan
pada gusi
· Platet
↓
|
Diagnosa Keperawatan
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Tanggal
|
|
Ditemukan
|
Teratasi
|
||
1
|
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan virus dengue
|
28 November 2012
|
1 Desember 20012
|
2
|
Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
|
28 November 2012
|
1 Desember 20012
|
3
|
Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan
dengan trombositopenia
|
28 November 2012
|
1 Desember 20012
|
4
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia
|
28 November 2012
|
1 Desember 20012
|
Intervensi Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
|
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan virus dengue
|
Setelah dilakukan perawatan
3x24jam diharapkan pasien suhu tubuh normal dengan kriteria hasil:
1. Suhu
normal 36,5oC – 37,50C
|
1. Beri
kompres air kran
2. Berikan
/ anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi)
3. Anjurkan
pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
4. Observasi
intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam
sekali atau lebih sering.
e.
Kolaborasi
Pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
|
1. Kompres
dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
2. Untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
3. Memberikan
rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak
merangsang peningkatan suhu tubuh
4. Mendeteksi
dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
Kolaborasi:
Pemberian cairan sangat penting
bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan
suhu tubuh pasien
|
2.
|
Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
|
Setelah dilakukan perawatan
3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi divisit volume cairan dengan kriteria
hasil:
1. Intake
dan output seimbang
2. TTV
normal
3. Tidak
ada tanda presyok
4. Akral
hangat
5. Capilary
refil <3detik
|
1. Observasi
adanya tanda- tanda syok
2. Anjurkan
klien untuk banyak minum.
3. Kaji tanda
dan gejala dehidrasi /hipovolemik (riwayat muntah, diare, kehausan,
turgor jelek
4. Kaji masukan
dan haluaran cairan
Kolaborasi:
1. Pemberian
cairan intra vena sesuai indikasi.
|
1.Agar dapat segera dilakukan tindakan
untuk menangani syok yang dialami klien
2. Asupan cairan
sangat diperluakan untuk menambah volume cairan tubuh
3. Untuk
mengetahui penyebab defisit volume cairan
4. Untuk
mengetahui keseimbangan cairan
Kolaborasi:
1. Pemberian
cairan intra vena sangat penting bagi klien yang mengalami defisit volume
cairan dengan keadaan umum yang buruk untuk rehidrasi.
|
3.
|
Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan
dengantrombositopenia
|
Setelah dilakukan perawatan selama
3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : 1. TD 100/60 mmHg,
N: 80-100x/menit
2. Pulsasi
kuat
3. Tidak
ada tanda perdarahan lebih lanjut
4. Trombosit
meningkat
|
1. Monitor
tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda-tanda klinis
2. Beri
penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien.
3. Anjurkan
klien untuk banyak istirahat.
4. Beri
penjelasan pada klien/keluarga untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan
(hematemesis,melena, epistaksis).
5. Antisipasi
terjadinya perdarahan ( sikat gigi lunak, tindakan incvasif dengan hati-hati).
|
1. penurunan
jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada
tahap tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
2. Agar
klien/keluarga mengetahui hal hal yang mungkin terjadi pada klien dan
dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan
3. Aktivitas
klien yang tidak terkontrol dapat menyebab-kan
terjadinya perdarahan
4. Keterlibatan
keluarga akan sangat membantu klien mendapatkan penanganan sedini mungkin
5. Klien dengan
trombositopenia rentan terhadap cedera/perdarahan
|
6.
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
|
Setelah dilakukan perawatan
3x24jam diharapkan pasien tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil:
1. Nafsu
makan meningkat
2. Tidak
mual muntah
3. Asupan
nutrisi terpenuhi
4. BB
seimbang
5. Makan
habis 1porsi
|
1.Kaji keluhan
mual, muntah, dan sakit menelan yang dialami klien
2. Kaji
cara/pola menghidangkan makanan klien
3. Berikan
makanan yang mudah ditelan seperti: bubur dan dihidangkan saat masih hangat
4. Berikan
makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
5. Jelaskan
manfaat nutrisi bgi klien terutama saat sakit
6. Catat jumlah
porsi yang dihabiskan klien.
|
1. Untuk
menetapkan cara mengatasi-nya
2. Cara
menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien
3. Membantu
mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah
ditelan
4. Untuk
menghindari mual dan muntah serta rasa jenuh karena makanan dalam porsi banyak
5. Untuk meningkat-kan
pengetahan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat
6. Mengetahui
|
0 komentar:
Posting Komentar