A. Definisi
Tetralogi
Fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi
adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian
infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan
syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta.
Tetralogi
Fallot adalah kelainan jantung sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari
10.000 kelahiran hidup. TF umumnya berkaitan dengan kelainan jantung lainnya
seperti defek septum atrial.
Tetralogi
Fallot adalah jenis cacat jantung hadir saat lahir (bawaan) yang terdiri dari
empat kelainan yang berbeda. Ini biasanya menghasilkan darah kurang oksigen
yang dipompa ke tubuh menyebabkan sianosis (kebiruan dari perubahan warna
kulit).
Bentuk
klasik dari Tetralogi meliputi 4 cacat dalam struktur jantung.
1. Defek
Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel
2. Stenosis
pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik
kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan
penyempitan
3. Aorta
overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan
4. Hipertrofi
ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
B. Manifestasi
a.
Sesak saat beraktivitas
b.
Berat badan bayi tidak bertambah
c.
Pertumbuhan berlangsung lambat
d.
Jari tangan clubbing (seperti tabuh
genderang)
e.
Kebiruan
f.
Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
g.
Berat badan bayi tidak bertambah
h.
Pertumbuhan anak berlangsung lambat
i.
Perkembangan anak yang buruk
j.
Sianosis
k.
Jari tangan clubbing (seperti
tabuh genderang karena kulit atau tulang di sekitar kuku
l.
Jari tangan membesar)
m.
Sesak nafas jika melakukan aktivitas
n.
Setelah melakukan aktivitas, anak selalu
jongkok.
Serangan
sianosis biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya menangis
atau mengedan), dimana tiba-tiba sianosis memburuk sehingga anak menjadi sangat
biru, mengalami sesak nafas dan bisa pingsan.
Kebiruan akan muncul saat anak
beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik
(pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan
shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan
bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut
dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan
menimbulkan gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan
yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi
pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan
meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari
ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi
maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
C. Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung
bawaan tidak diketahui. Biasanya melibatkan berbagai faktor.
Faktor
Resiko untuk Tetralogi Fallot
Etiologi (asal) dari cacat jantung bawaan tidak dimengerti tetapi ada beberapa
faktor yang diketahui terkait:
(1)
penyalahgunaan obat ibu, penyalahgunaan alkohol dan paparan radiasi
(2)
infeksi ibu selama kehamilan (terutama rubella.)
(3)
Genetika. kelainan
(4)
kelainan kromosom (cacat septum yang umum dengan trisomi 21 -. sindrom Down).
Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko terjadinya tetralogi Fallot
adalah:
- Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi
virus lainnya
- Gizi yang buruk selama hamil
- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes.
Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada
anak-anak yang menderita sindroma Down. Tetralogi Fallot dimasukkan ke
dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah yang
sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit
berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
Mungkin gejala sianotik baru timbul di
kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau
menangis.
Tetralogi
Fallot terjadi pada sekitar 50 dari 100.000 bayi dan merupakan kelainan jantung
bawaan nomor 2 yang paling sering terjadi.
D. Penatalasanaan
Tetralogi
fallot hanya bisa disembuhkan melalui operasi. Operasi direkomendasikan pada
usia 1 tahun keatas guna mencegah komplikasi kembali saat dewasa nantinya. TF
dengan absent pulmonary valve atau tanpa adanya katup harus segera
diatasi dengan operasi. Apabila tidak dilakukan maka penekanan di jalan napas
akan menimbulkan penyempitan jalan napas yang permanen. Kebanyakan pasien
dengan operasi yang sukses tidak mengalami keluhan kembali sampai dewasa. Namun
bagaimanapun juga antibiotik profilaksis diperlukan untuk mencegah
endokarditis.
Obat
/ Produk Digunakan dalam Pengobatan Penyakit ini:
a. Anselol
(atenolol)
b. Barbloc
(pindolol)
c. Betaloc
(Metoprolol tartrat)
d. Corbeton
(Oxprenolol hidroklorida)
e. Deralin
(hidroklorida Propranolol)
Pada
pemeriksaan dengan stetoskop biasanya akan terdengar murmur(bunyi
jantung yang abnormal).
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- EKG
- Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah
merah dan hematokrit
- Rontgen dada menunjukkan ukuran hati yang kecil
- Kateterisasi jantung
- Ekokardiogram.
Pada
serangan sianosis, diberikan oksigen dan morfin. Untuk mencegah serangan
lainnya, untuk sementara waktu bisa diberikan propanolol.
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya dilakukan ketika
anak berumur 3-5 tahun (usia pra-sekolah).
Pada kelainan yang lebih berat, pembedahan bisa dilakukan lebih awal.
Pembedahan
yang dilakukan terdiri dari 2 tahap:
Pembedahan
sementara
Pembuatan shunt bisa terlebih dahulu dilakukan pada bayi yang kecil
dan sangat biru, agar aliran darah ke paru-paru cukup. Shunt dibuat diantara
aorta dan arteri pulmonalis.
Setelah bayi tumbuh cukup besar, dilakukan pembedahan perbaikan untuk menutup
kembali shunt tersebut.
Pembedahan
perbaikan terdiri dari:
- Penutupan vsd
- Pembukaan jalur aliran ventrikel kanan dengan cara membuang sebagian otot
yang
berada
di bawah katup pulmonalis
- Perbaikan atau pengangkatan katup pulmonalis
- Pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan.
Kadang diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang
(perbaikan Rastelli).
Jika
tidak dilakukan pembedahan, penderita biasanya akan meninggal pada usia 20
tahun.
Orang
tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa diajari tentang
cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
·
Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan
·
Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering
·
Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang
·
Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya
·
Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama serangan
sianosis.
Pemeriksaan
laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk
menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator
yang cukup baik untuk derajat hipoksemia. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit
ini merupakan mekanisme kompensasi akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada
umumnya hemoglobin dipertahankan antara 16-18 g/dl, sedangkan hematokrit
50-65%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit melampaui batas tersebut timbul
bahaya terjadinya kelainan trombo emboli, sebaliknya bila kurang dari batas
bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif yang harus diobati
1. Gambaran
radiologis
Cardio thoracic ratio
pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit membesar. Akibat
terjadinya pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis yang hilang, maka
tampak apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti sepatu kayu (coer en
sabot). Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri,
dapat berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di
sebelah kiri, yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat
dipastikan oleh pergeseran esofagusyang berisi barium ke kiri Corakan vascular
paru berkurang dan lapangan paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran
darah paru paru yang berkurang dan merupakan suatu tanda diagnostik yang
penting. Bila terdapat kolateral yang banyak mungkin corakan vascular paru
tampak normal, atau bahkan bertambah. Pada proyeksi lateral, ruangan depan yang
bersih atau kosong dapat atau tidak dipenuhi oleh ventrikel kanan yang
hipertrofi.
2. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS
hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada
anak besar sering dijumpai P pulmonal.
3. Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat
memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot. Pelebaran dan posisi
aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding depan aorta serta
pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup pulmonal seringkali
sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan antara ventrikel kanan
dan a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan.
4. Kateterisasi
jantung
Kateterisasi jantung dan
angiokardiografi merupakan metode pemeriksaan utama untuk menerangkan
abnormalitas anatomis tersebut dan untuk menyingkirkan cacat lainnya, yang
menyerupai gambaran suatu tetralogi falot, terutama ventrikel kanan dengan
saluran keluar ganda disertai stenosis pulmonal serta tranposisi arteri dengan
stenosis pulmonal. Kateterisasi jantung akan mengungkapkan hipertensi sistolik
dalam ventrikel kanan yang sama besarnya dengan tekanan darah sistemik disertai
penurunan tekanan yang mencolok ketika kateter tersebut memasuki ruangan
infundibulum atau arteri pulmonalis. Tekanan darah rata rata dalam arteri
pulmonal biasanya sebesar 5-10 mmHg, tekanan darah di dalam atrium biasanya
normal. Aorta mungkin dengan mudah dapat dimasuki dari bilik kanan melalui
cacar septum ventrikel tersebut. Tingkat kejenuhan oksigen arteri tergantung
atas pintasan dari kanan ke kiri; pada waktu istirahat besarnya 75-85%. Contoh
contoh darah dari kedua pembuluh vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan dan
arteri pulmonalis seringkali mengandung kadar oksigen yang sama, sehingga
memberikan indikasi mengenai tidak adanya pintasan dari kiri ke kanan dapat
diperlihatkan pada tingkat ventrikel. Angiografi dan atau kurva pengenceran
indikator dapat melokalisasikan tempat pintasan dari kanan ke kiri atau yang
berarah ganda pada tingkat ventrikel tersebut.
E. Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Keperawatan
A.
Riwayat Keperawatan
1.
Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agenpenyebab lain
adalah rubella, influenza atau chicken pox.
2.
Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus
denganketergantungan pada insulin.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga giziibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga giziibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
4.
Proses kelahiran atau secara alami atau adanya faktor-faktormemperlama proses
persalinan, penggunaan alat seperti vakum untukmembantu kelahiran atau ibu
harus dilakukan SC.
5.
Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluargalain yang juga
mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanyafactor genetik yang menunjang.
6. Riwayat tumbuh
6. Riwayat tumbuh
Biasanya
anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan
dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
7.
Riwayat psikososial/ perkembangan :
§ Kemungkinan
mengalami masalah perkembangan
§Mekanisme
koping anak/ keluarga
§ Pengalaman
hospitalisasi sebelumnya.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yangdilakukan terhadap pasien
yang menderita penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat
ditemukan dari hasil pengkajian fisikpada penyakit jantung congenital ini
adalah:
§ Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas).
§ Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali
§ Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas).
§ Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali
§ Observasi
adanya hipoksia kronis : clubbing finger
§ Observasi
adanya hiperemia pada ujung jari
§ Observasi
pola makan, pola pertambahan berat badan
§ Bayi
baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang
§ Observasi
apakah anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari
hiperemik.
§ Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri.
§ Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri.
§ Tanda
yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal
dan region epigastrium
§ Pada
anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik
§ Observasi
anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan,
sedangkan neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur, tacipnea dan retraksi
§ Observasi
apakah anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan
terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum
§ Observasi
apakah ada kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan
daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal
dan temporal.
§ Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
§ Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
Diagnosa
Keperawatan
1. Penurunan
cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan
tekanan jantung.
2. Tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru,
kongesti pulmonal
3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
5. Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen
dan nutrisi ke jaringan
6. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan
7. Peningkatan
volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
Rencana Keperawatan
1. Penurunan
cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan
tekanan jantung.
Tujuan : Pasien dapat mentoleransi
gejala-gejala yang ditimbulkan akibatpenurunan curah jantung, dan setelah
dilakukan tindakan keperawatan terjadipeningkatan curah jantung sehingga
keadaan normal
Intervensi:
a.
Bina hubungan saling percaya (BHSP)
dengan pasien dan keluarga pasien.
Rasional : Menciptakan
suasana yang kondusif dan bersahabat.
b.
Berikan health education pada pasien dan
keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional : lebih
meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta
lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
c.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Rasional: permulaan
terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahanpada tanda-tanda vital
seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadimeningkat, peningkatan
tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untukpenangan lebih lanjut.
d.
Informasikan dan anjurkan tentang
pentingnya istirahat yang adekuat.
Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada
Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada
e.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula
nasal/masker sesuai indikasi.
Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia
Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia
f.
Observasi keadaan kulit terhadap pucat
dan sianosis
Rasional: pucat
menunjukan adanya penurunan perfusi sekunderterhadap ketidakadekuatan curah
jantung, vasokonstriksi dan anemi.
g.
Monitor tanda-tanda CHF seperti gelisah,
takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan
hepatomegali
Rasional : untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan dalam
mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut.
h.
Observasi perubahan pada sensori, contoh
letargi, bingung disorientasi cemas.
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadappenurunan curah jantung
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadappenurunan curah jantung
i.
Kolaborasi dengan team medis dalam
pemberian tindakan farmakologis berupa digitalis dan digoxin
Rasional: mempengaruhi reabsorbsi
natrium dan air, dan digoksinmeningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan
memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat
periode refraktori padahubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung
2. Tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru,
kongesti pulmonal.
Tujuan : Tidak terjadi
ketidakefektitan pola nafas.
Intervensi :
a.
Berikan health education pada pasien dan
keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
b.
Evaluasi frekuensi pernafasan dan
kedalaman serta catat upaya pernafasan.
Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi
Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi
c.
Observasi penyimpangan dada, penurunan
ekspansi paru atau ketidaksimetrisan gerakan dada
d.
Rasional : udara atau cairan pada area
pleura mencegah ekspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian
lanjut status ventilasi.
e.
Observasi ulang laporan foto thorax dan
pemeriksaan laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi.
Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.
Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.
f.
Minimalkan menangis atau aktifitas yang
meningkat pada anak.
Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.
Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.
3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
Intervensi:
a. Observasi adanya keluhan nyeri, pada anak bisa
ditunjukan dengan rewel atau sering menangis
Rasional: Perbedaan
gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
b.
Observasi perilaku dan tanda-tanda vital
anak tiap 4 jam.
Rasional : Perilaku dan tanda vital
membantu menentukan derajat atau adanya ketidaknyamanan pasien
c.
Evaluasi respon terhadap obat/terapi
yang diberikan.
Rasional: penggunaan terapi obat
dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat
d.
Berikan lingkungan istirahat yang nyaman
dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan.
Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.
Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.
e.
Ajarkan teknik distraksi relaksasi pada
anak dan ibu.
Rasional : dengan adanya distraksi
nyeri anak dapat dialihkan/pengalihan dan dapat menurunkan respon nyeri.
f.
Anjurkan ibu untuk selalu memberikan
ketenangan pada anak.
Rasional: ketenangan anak akan
mengurangi stress yang dapat memperberat nyeri yang dirasakan.
g.
Kolaborasi dengan team medis dalam
pemberian analgesic.
Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.
Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan:
Anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan beratbadan selama
terjadi perubahan status nutrisi.
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat dari nutrisi
sendiri.
Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Anjurkan
ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit tetapi sering.
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
c. Pada
anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan porsi sedikit
tapi sering dengan diet sesuai instruksi (TKTP)
Rasional
: meningkatan intake atau masukan dan mencegah kelemahan
d. Jika
anak menunjukkan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang masuk maka
pasang infuse.
Rasional:
infuse akan menambah kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhimelalui oral.
e. Observasi
selama pemberian makan atau menyusui.
Rasional:
selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau tersedak.
f. Timbang
berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama.
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
g. Observasi
dan catat masukan makanan anak/ intake dan output secara benar.
Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan
Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan
h. Berikan
dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut, berikan pencuci mulut yang di encerkan bila
mukosa oral luka.
Rasional
: meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri,
meminimalkan kemungkinan infeksi.
5. Peningkatan
volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
Tujuan
: Menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil,tanda-tanda
vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cairan.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Pantau
pemasukan dan pengeluaran/ intake dan output, catat keseimbangan cairan,
timbangberat badan anak setiap hari.
Rasional
: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dankeefektifan terapi
diuretic, keseimbangan cairan berlanjut dan berat badanmeningkat menunjukkan
makin buruknya gagal jantung
c. Kaji
adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales,ronchi,
penambahan berat badan.
Rasional:
menunjukan kelebihan cairan tubuh
d. Berikan
batasan diet natrium sesuai dengan indikasi.
Rasional
: menurunkan retensi natrium.
e. Kolaborasi
dengan team medis dalam pemberian diuretic ( furosemid ) sesuai indikasi.
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.
6. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan.
Tujuan
: Anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanyakelemahan.
Intervensi:
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang aktifitas.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Kaji
perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda vital, seperti adanyasesak.
Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadikelelahan
Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadikelelahan
c. Bantu
pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya.
Rasional:
teknik penghematan energi
d. Support
dalam pemberian nutrisianak.
Rasional
: nutrisi dapat membantu meningkatkan metabolisme juga akanmeningkatkan
produksi energi
e. Batasi
aktifitas anak yang berlebihan
Rasional
: meminimalkan kerja dari jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada.
Evaluasi
1. Hasil
yang diharapkan setelah dilakukannya asuhan keperawatan adalah :
Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung/ cardiac output.
Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung/ cardiac output.
2. Anak
akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
dan efektif pola nafasnya.
3. Anak
akan merasa nyaman dan tidak mengalami/ merasa nyeri dada.
4. Anak
akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.
5. Anak
akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan
6. Anak
akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan
dalam menopang pertumbuhan
7. Orang
tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan
jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang
tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
0 komentar:
Posting Komentar