CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 06 Oktober 2013

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Tetralogy Of Fallot

TETRALOGY OF FALLOT



A.  Definisi
         Tetralogi Fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang  dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta.
         Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup. TF umumnya berkaitan dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum atrial.
         Tetralogi Fallot adalah jenis cacat jantung hadir saat lahir (bawaan) yang terdiri dari empat kelainan yang berbeda. Ini biasanya menghasilkan darah kurang oksigen yang dipompa ke tubuh menyebabkan sianosis (kebiruan dari perubahan warna kulit).

Bentuk klasik dari Tetralogi meliputi 4 cacat dalam struktur jantung.
1.      Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel
2.      Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
3.   Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
4.     Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal

B.     Manifestasi
                   a.            Sesak saat beraktivitas
                  b.            Berat badan bayi tidak bertambah
                   c.            Pertumbuhan berlangsung lambat
                  d.            Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang)
                   e.            Kebiruan
                   f.            Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
                  g.            Berat badan bayi tidak bertambah
                  h.            Pertumbuhan anak berlangsung lambat
                    i.            Perkembangan anak yang buruk
                    j.            Sianosis
                  k.            Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang karena kulit atau tulang di sekitar kuku
                    l.            Jari tangan membesar)
                m.            Sesak nafas jika melakukan aktivitas
                  n.            Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok.
Serangan sianosis biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya menangis atau mengedan), dimana tiba-tiba sianosis memburuk sehingga anak menjadi sangat biru, mengalami sesak nafas dan bisa pingsan.


      Kebiruan akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.
      Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.

C.    Etiologi
   Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui. Biasanya melibatkan berbagai faktor.

Faktor Resiko untuk Tetralogi Fallot
Etiologi (asal) dari cacat jantung bawaan tidak dimengerti tetapi ada beberapa faktor yang diketahui terkait:
(1) penyalahgunaan obat ibu, penyalahgunaan alkohol dan paparan radiasi
(2) infeksi ibu selama kehamilan (terutama rubella.)
(3) Genetika. kelainan

(4) kelainan kromosom (cacat septum yang umum dengan trisomi 21 -. sindrom Down).
Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko terjadinya tetralogi Fallot adalah: 


- Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya
- Gizi yang buruk selama hamil
- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes. 

   Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita sindroma Down. Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
   Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis.
Tetralogi Fallot terjadi pada sekitar 50 dari 100.000 bayi dan merupakan kelainan jantung bawaan nomor 2 yang paling sering terjadi.

D.    Penatalasanaan
         Tetralogi fallot hanya bisa disembuhkan melalui operasi. Operasi direkomendasikan pada usia 1 tahun keatas guna mencegah komplikasi kembali saat dewasa nantinya. TF dengan absent pulmonary valve atau tanpa adanya katup harus segera diatasi dengan operasi. Apabila tidak dilakukan maka penekanan di jalan napas akan menimbulkan penyempitan jalan napas yang permanen. Kebanyakan pasien dengan operasi yang sukses tidak mengalami keluhan kembali sampai dewasa. Namun bagaimanapun juga antibiotik profilaksis diperlukan untuk mencegah endokarditis.
Obat / Produk Digunakan dalam Pengobatan Penyakit ini:
a.       Anselol (atenolol)
b.      Barbloc (pindolol)
c.        Betaloc (Metoprolol tartrat)
d.      Corbeton (Oxprenolol hidroklorida)
e.       Deralin (hidroklorida Propranolol)

Pada pemeriksaan dengan stetoskop biasanya akan terdengar murmur(bunyi jantung yang abnormal).
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
-   EKG
- Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah merah             dan hematokrit
- Rontgen dada menunjukkan ukuran hati yang kecil
- Kateterisasi jantung
- Ekokardiogram.


Pada serangan sianosis, diberikan oksigen dan morfin. Untuk mencegah serangan lainnya, untuk sementara waktu bisa diberikan propanolol.
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya dilakukan ketika anak berumur 3-5 tahun (usia pra-sekolah).
Pada kelainan yang lebih berat, pembedahan bisa dilakukan lebih awal.
Pembedahan yang dilakukan terdiri dari 2 tahap:

Pembedahan sementara
Pembuatan shunt bisa terlebih dahulu dilakukan pada bayi yang kecil dan sangat biru, agar aliran darah ke paru-paru cukup. Shunt dibuat diantara aorta dan arteri pulmonalis.
Setelah bayi tumbuh cukup besar, dilakukan pembedahan perbaikan untuk menutup kembali shunt tersebut.


Pembedahan perbaikan terdiri dari:
- Penutupan vsd
- Pembukaan jalur aliran ventrikel kanan dengan cara membuang sebagian otot yang

berada di bawah katup pulmonalis
- Perbaikan atau pengangkatan katup pulmonalis
- Pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan.
Kadang diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang (perbaikan Rastelli).

Jika tidak dilakukan pembedahan, penderita biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun.
Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa diajari tentang cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
·  Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan
·  Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering
·  Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang
·  Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya

·  Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama serangan sianosis.


Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit ini merupakan mekanisme kompensasi akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan antara 16-18 g/dl, sedangkan hematokrit 50-65%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit melampaui batas tersebut timbul bahaya terjadinya kelainan trombo emboli, sebaliknya bila kurang dari batas bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif yang harus diobati

1.      Gambaran radiologis
Cardio thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit membesar. Akibat terjadinya pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis yang hilang, maka tampak apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti sepatu kayu (coer en sabot). Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri, dapat berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di sebelah kiri, yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat dipastikan oleh pergeseran esofagusyang berisi barium ke kiri Corakan vascular paru berkurang dan lapangan paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran darah paru paru yang berkurang dan merupakan suatu tanda diagnostik yang penting. Bila terdapat kolateral yang banyak mungkin corakan vascular paru tampak normal, atau bahkan bertambah. Pada proyeksi lateral, ruangan depan yang bersih atau kosong dapat atau tidak dipenuhi oleh ventrikel kanan yang hipertrofi.
2.      Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar sering dijumpai P pulmonal.
3.      Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot. Pelebaran dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding depan aorta serta pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup pulmonal seringkali sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan.
4.      Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung dan angiokardiografi merupakan metode pemeriksaan utama untuk menerangkan abnormalitas anatomis tersebut dan untuk menyingkirkan cacat lainnya, yang menyerupai gambaran suatu tetralogi falot, terutama ventrikel kanan dengan saluran keluar ganda disertai stenosis pulmonal serta tranposisi arteri dengan stenosis pulmonal. Kateterisasi jantung akan mengungkapkan hipertensi sistolik dalam ventrikel kanan yang sama besarnya dengan tekanan darah sistemik disertai penurunan tekanan yang mencolok ketika kateter tersebut memasuki ruangan infundibulum atau arteri pulmonalis. Tekanan darah rata rata dalam arteri pulmonal biasanya sebesar 5-10 mmHg, tekanan darah di dalam atrium biasanya normal. Aorta mungkin dengan mudah dapat dimasuki dari bilik kanan melalui cacar septum ventrikel tersebut. Tingkat kejenuhan oksigen arteri tergantung atas pintasan dari kanan ke kiri; pada waktu istirahat besarnya 75-85%. Contoh contoh darah dari kedua pembuluh vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis seringkali mengandung kadar oksigen yang sama, sehingga memberikan indikasi mengenai tidak adanya pintasan dari kiri ke kanan dapat diperlihatkan pada tingkat ventrikel. Angiografi dan atau kurva pengenceran indikator dapat melokalisasikan tempat pintasan dari kanan ke kiri atau yang berarah ganda pada tingkat ventrikel tersebut.

E.     Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
A. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agenpenyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
2. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus denganketergantungan pada insulin.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga giziibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
4. Proses kelahiran atau secara alami atau adanya faktor-faktormemperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untukmembantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.
5. Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluargalain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanyafactor genetik yang menunjang.
6. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
7. Riwayat psikososial/ perkembangan :
§ Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
§Mekanisme koping anak/ keluarga
§ Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.

B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yangdilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisikpada penyakit jantung congenital ini adalah:
§ Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas).
§ Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali
§ Observasi adanya hipoksia kronis : clubbing finger
§ Observasi adanya hiperemia pada ujung jari
§ Observasi pola makan, pola pertambahan berat badan
§ Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang
§ Observasi apakah anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
§ Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri.
§ Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium
§ Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik
§ Observasi anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan, sedangkan neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan retraksi
§ Observasi apakah anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum
§ Observasi apakah ada kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan temporal.
§ Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.


Diagnosa Keperawatan
1.      Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.
2.      Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal
3.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard
4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
5.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan
6.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan
7.      Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal

Rencana Keperawatan
1.      Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.
Tujuan : Pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibatpenurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadipeningkatan curah jantung sehingga keadaan normal
Intervensi:
       a.            Bina hubungan saling percaya (BHSP) dengan pasien dan keluarga pasien.
Rasional : Menciptakan suasana yang kondusif dan bersahabat.
      b.            Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
       c.            Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahanpada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadimeningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untukpenangan lebih lanjut.
      d.            Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat.
Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada
       e.            Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.
Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia
       f.            Observasi keadaan kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional: pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunderterhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.
      g.            Monitor tanda-tanda CHF seperti gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan dalam mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut.
      h.            Observasi perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas.
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadappenurunan curah jantung
        i.            Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan farmakologis berupa digitalis dan digoxin
Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksinmeningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat periode refraktori padahubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung

2.      Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal.
            Tujuan : Tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.
            Intervensi :
                            a.            Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.

                           b.            Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman serta catat upaya pernafasan.
Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi

                            c.            Observasi penyimpangan dada, penurunan ekspansi paru atau ketidaksimetrisan gerakan dada
                           d.            Rasional : udara atau cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.

                            e.            Observasi ulang laporan foto thorax dan pemeriksaan laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi.
Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.

                            f.            Minimalkan menangis atau aktifitas yang meningkat pada anak.
Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.


3.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
            Intervensi:
a.        Observasi adanya keluhan nyeri, pada anak bisa ditunjukan dengan rewel atau sering menangis
Rasional: Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
      b.            Observasi perilaku dan tanda-tanda vital anak tiap 4 jam.
Rasional : Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau adanya ketidaknyamanan pasien

       c.            Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan.
Rasional: penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat

      d.            Berikan lingkungan istirahat yang nyaman dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan.
Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.


       e.            Ajarkan teknik distraksi relaksasi pada anak dan ibu.
Rasional : dengan adanya distraksi nyeri anak dapat dialihkan/pengalihan dan dapat menurunkan respon nyeri.

       f.            Anjurkan ibu untuk selalu memberikan ketenangan pada anak.
Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat memperberat nyeri yang dirasakan.

      g.            Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian analgesic.
Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.

4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan: Anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan beratbadan selama terjadi perubahan status nutrisi.
Intervensi:
a.       Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat dari nutrisi sendiri.
Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat

b.      Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit tetapi sering.
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak

c.       Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi (TKTP)
Rasional : meningkatan intake atau masukan dan mencegah kelemahan

d.      Jika anak menunjukkan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang masuk maka pasang infuse.
Rasional: infuse akan menambah kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhimelalui oral.


e.       Observasi selama pemberian makan atau menyusui.
Rasional: selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau tersedak.

f.       Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama.
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi

g.      Observasi dan catat masukan makanan anak/ intake dan output secara benar.
Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan

h.      Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut, berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi.

5.      Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
Tujuan : Menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil,tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.
Intervensi:
a.       Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cairan.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat

b.      Pantau pemasukan dan pengeluaran/ intake dan output, catat keseimbangan cairan, timbangberat badan anak setiap hari.
Rasional : penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dankeefektifan terapi diuretic, keseimbangan cairan berlanjut dan berat badanmeningkat menunjukkan makin buruknya gagal jantung

c.       Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales,ronchi, penambahan berat badan.
Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh

d.      Berikan batasan diet natrium sesuai dengan indikasi.
Rasional : menurunkan retensi natrium.
e.       Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian diuretic ( furosemid ) sesuai indikasi.
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.

6.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan.
Tujuan : Anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanyakelemahan.
Intervensi:


a.       Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang aktifitas.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat

b.      Kaji perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda vital, seperti adanyasesak.
Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadikelelahan

c.       Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya.
Rasional: teknik penghematan energi

d.      Support dalam pemberian nutrisianak.
Rasional : nutrisi dapat membantu meningkatkan metabolisme juga akanmeningkatkan produksi energi

e.       Batasi aktifitas anak yang berlebihan
Rasional : meminimalkan kerja dari jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada.

Evaluasi
1.      Hasil yang diharapkan setelah dilakukannya asuhan keperawatan adalah :
Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung/ cardiac output.
2.      Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru dan efektif pola nafasnya.
3.      Anak akan merasa nyaman dan tidak mengalami/ merasa nyeri dada.
4.      Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.
5.      Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan
6.      Anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan dalam menopang pertumbuhan
7.      Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.


0 komentar:

Posting Komentar