CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 23 Oktober 2013

Mencari DataTentang Kondisi Kesehatan Keluarga

PENGKAJIAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

A. Pengkajian

Pengkajian Pengkajian adalah tahapan suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
4. Data sekunder: contoh hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smer dll

Hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

1. Data Umum:

a. Nama Kepala Keluarga (KK)

b. Alamat dan Telp

c. Pekerjaan Kepala Keluarga

d. Pendidikan Kepala Keluarga

e. Komposisi Keluarga)

No

Nama

JK

Hub KK

Umur

Pendidikan

Imn BCG

Imn Polio

Imn DPT

Imn Hepatitis

Imn Campak

Ket

1

2

3

4



f. Genogram: Freidman (Tiga Generasi)

g. Tipe Keluarga:
Menjelaskan mengenahi jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut

h. Suku Banga
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bengsa tersebut terkait dengan kesehatan

i. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan

j. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status Sosial Ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki oleh keluarga ( standar upah regional )

k. Aktifitas rekreasi Keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan nonton TV dan mendengarkan Radio juga teramsuk aktivitas rekreasi


2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga :

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Sebagai contoh Klg bapak A mempunyai 2 anak, anak pertama berumur 7 tahun dan kedua berumur 4 tahun , maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Menjelaskan mengenahi tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga Inti
Menjelaskan mengenahi riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan , riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga , perhatian terhadap pencegahan penyakit ( status imunisasi ), sumber pelayanana kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dijelaskan mengenahi riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletaan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenahi karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat , budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan

c. Mobilitas geografi Keluarga
Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat

d. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul, serta berkumpul keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat

e. Sistem Pendukung Keluarga
Yang termsuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas–fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan . Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau pendukung dari masyarakat setempat

4. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi
Menjelaskan mengenahi cara berkomunikasi antar anggota keluarga

b. Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah prilaku

c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal

d. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenahi nilai dan norma yang dianut oleh anggota keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif
Hal ini perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b. Fungsi sosialisasi
Hal ini perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku

c. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenahi sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu KMK mengenal masalah kesehatan, melakukan untuk memutuskan tindakan, untuk merawat, melakukan modifikasi lingkungan dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a) untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenahi masalah kesehatan yang perlu di kaji adalah sejajuhmana keluarga mengetahui mengenai fakta- fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah

b) untuk, mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :

· sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenahi sifat dan luasnya masalah
· apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
· apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami
· apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
· apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
· apakah keluarga dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang ada
· apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
· apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah

c) untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu di kaji adalah :

· Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya ( sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya )
· Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
· Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
· Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial )
· Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji :
· Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber keluarga yang dimiliki
· Sejauh mana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan
· Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
· Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
· Sejauh mana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
· Sejauh mana keluarga kekompakan antar anggota keluarga

e) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
· Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
· Sejauh mana keluarga memahami keuntungan –keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
· Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
· Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
· Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga


d. Fungsi reproduksi: Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
· Berapa jumlah anak
· Bagaimana keluarga merencakan jumlah anggota keluarga
· Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga

e. Fungsi Ekonomi: hal yang perlu dikaji,
· Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan
· Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga

6. Stress dan Koping Keluarga

a. Stress jangka pendek dan jangka panjang
· stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga ayng memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih kurang 6 bulan
· stresor jangka penjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor: hal yang dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situsi / stressor

c. Srategi koping yang digunakan : strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahannya

d. Strategi adaptasi disfungsional: dijelaskan mengenahi strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

7. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik

8. Harapan Keluarga.
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.


B. Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga ( problem berdasarkan NANDA )

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, untuk problem tidak berbeda dengan diagnosa keperawatan individu
Tipologi dari diagnosa keperawatan :

1. Aktual ( terjadi defisit, gangguan kesehatan )
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenahi tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
Contoh :
a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada balita ( anak A ), keluarga bapak Y berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang kekurangan gizi
b. Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia ( ibu Y ) keluarga bapak A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak ( rematik )
c. Perubahan peran keluarga dalam keluarga ( bapak A ) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami

2. Resiko ( ancaman kesehatan
a. Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan: misal lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbang yang tidak adekuat
b. Contoh :
c. Resiko terjadinya konflik pada keluarga bapak I berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
d. Resiko gangguan tumbuh kembang pada balita ( anak A ) pada keluarga bapak Y berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga melakukan stimulsi terhadap balita
e. Resiko gangguan pergerakan pada lansia ( Ibu Y ) pada keluarga A berhubugnan dengan ketidak mempuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

3. Potensial (keadaan sejahtera/Wellness )
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan
Contoh :
a. Potensial tejadinya peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil ( ibu M ) keluarga bapak K
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga bapak X
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak I

Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial / sejahtera / Wellness tidak boleh menggunakan etiologi.
Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa keperawatan keluarga . Untuk menentukan priorits terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut:
Skala Prioritas Untuk Menentukan Asuhan Keperawatan Keluarga ( Bailon dan Maglaya, 1978 )

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :
1. Sifat Masalah:
· Bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/ kurang sehat
· Karena yang pertama memerlukan stindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
2. Kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
· Pengetahuan yang ada sekarang, tehnologi dan tindakan untuk menangani masalah
· Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
· Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
· Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat
3. Potensial masalah dapat di cegah: faktor – faktor yang perlu diperhatikan adalah :
· Kepelikan dari masyarakat, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
· Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
· Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah
· Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah
4. Menonjolnya masalah
· Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut
· Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan invervensi keperawatan keluarga

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan

D. Tahapan tindakan Keperawatan Keluarga

Tindakan keperawatan terhadap kelaurga mencangkup hal-hal di bawah ini:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenahi masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
· Memberikan informasi
· Mengidentifiksi kebutuhan–kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
· Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap kesehatan

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengancara:
· Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
· Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
· Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

3. Memberikan keperawatan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
· Mendemonstrasikan cara perawatan
· Menggunakan fasilitas dan alat yang dirumah
· Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menentukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
· Menemukan sumber–sumber yang dapat digunakan keluarga
· Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

5. Memotivsi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
· Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
· Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

E. Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilan . Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dangan waktu dan kesedaiaan keluarga
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara opersional
S :yang dikemukakan oleh keluarga decara subyektif setalah dilakukan intervensi keperawatan keluarga , misal keluarga mengatakan nyerinya berkurang
O : hal yang diketahui oleh perawat secara obyektif setalah dilakukan tindakan keperawatan keluarga oleh perawat , misal BB naik 1 kg dalam 1 bulan
A : analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnose
P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Jumat, 18 Oktober 2013

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang dari mulut (oris) sampai anus. 

ALAT-ALAT PENGHASIL GETAH CERNA

1. Kelenjar ludah

2. Kelenjar getah lambung

3. Kelenjar hati

4. Kelenjar pankreas

5. Kelenjar getah usus


STRUKTUR PENCERNAAN

Mulut / Oris

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.Skema melintang mulut, hidung, faring dan laring.

Didalam rongga mulut terdapat :

a) Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu:

1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur 2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham (premolare).

2. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws), 4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).

Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.

b) Lidah

Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;

1. Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.

2. Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.

3. Ujung lidah (Apeks lingua)

Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.

Otot lidah; otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M. Mandibularis, os Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.

c) Kelenjar ludah

Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:

1. Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator).

2. Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.

3. Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf tersadar.

Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Bagian superior disebut nasofaring, Pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian inferior.

Esofagus

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang longitudinal.

Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.

Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;

a. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

b. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

c. Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)

Gaster / Lambung

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

a) Bagian lambung terdiri dari;

1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

2. Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.

3. Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.

4. Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium kardiak sampai ke pilorus.

5. Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.

6. Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

b) Fungsi lambung terdiri dari;

Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung

c) Getah cerna lambung yang dihasilkan:

1. Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).

2. Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

3. Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).

4. Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

Pankreas

Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I dan II di belakang lambung. Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum

Bagian dari pankreas:

1. Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lelukan duodenum yang melingkarnya.

2. Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.

3. Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenamnya menyentuh limpa.

a). Fungsi pankreas

1. Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.

2. Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.

3. Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.

4. Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaraan darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon, hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

b). Hasil sekresi

1. Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin.

2. Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak pada dinding duodenum.

Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika. Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan. Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.

d). Struktur pankreas

Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.

Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans. Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah dan kelenjar bagian tubuh.

Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar. Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan ± 1 liter ludah perut dalam satu hari.

Kantung Empedu

Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³

a) Fungsi kantung empedu

1. Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.

2. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.

b) Bagian dari kantung empedu

1. Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling akhir setelah korpus vesikafelea.

2. Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi getah empedu.

3. Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.

4. Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kantung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.

5. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.

6. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.

HATI

a. Anatomi 

Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas, hati memiliki berat sekitar 1500 g dan dibagi menjadi empat lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus.

Sirkulasi darah ke dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaran fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk ke dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati (hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke dalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk ke dalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluarnya.

Disamping hepatosit, sel-sel fagositik yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial juga terdapat dalam hati. Organ lain yang mengandung sel-sel retikuloendotelial adalah limpa, sumsum tulang, nodus limfatikus (kelenjar limfe) dan paru-paru. Dalam hati, sel-sel ini dinamakan sel kupfer. Fungsi utama sel kupfer adalah memakan benda partikel (seperti bakteri) yang masuk kedalam hati lewat darah portal.

b. Fisiologi

§ Metabolisme glukosa

Sesudah makan glukosa diambil dari darah vena portal oleh hati dan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hepatosit. Selanjutnya glikogen diubah kembali menjadi glukosadan jika diperlukan dilepaskan kedalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa yang normal. Glukosa tambahan dapat disintesis oleh hati lewat proses yang dinakamkan glukoneogenesis. Untuk proses ini hati mengunakan asam-asam amino hasil pemecahan protein atau laktat yang diproduksi oleh otot yang bekerja.

§ Konversi amonia

Penggunaan asam-asam amino untuk glukoneogenesis akan membentuk amonia sebagai hasil sampingan. Hati mengubah amonia yang dihasilkan oleh proses metabolik ini menjadi ureum. Amonia yang diproduksi oleh bakteri dalam intestinun juga kan dikeluarkan dari dalam darah portal untuk sintesis ureum. Dengan cara ini hati mengubah amonia merupakan toksin berbahaya menjadi ureum yaitu senyawa yang dapat dieksresikan kedalam urin.

§ Metabolisme protein

Organ ini mensisntesis hampir seluruh polasma protein termasuk albumin, faktor-faktor pembekuan darah protein transport yang spesifik dan sebagian besar lipoprotein plasma. Vitamin K diperlukan hati untuk mensintesis protombin dan sebagian faktor pembekuan lainnya. Asam amino berfungsi sebagai unsur pembangun bagi sintesis protein.

§ Metabolisme lemak

Asam-asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan badan keton. Badan keton senyawa-senyawa kecil yang dapat masuk kedalam aliran darah menjadi sumber energi bagi otot serta jaringan tubuh lkainnya. Pemecahan asam lemak menjadi bahan keton terutama terjadi ketika ketersediaan glukosa untuk metabolisme sangat terbatas seperti pada kelaparan atau diabetes yang tidak terkontrol.

§ Penyimpanan vitamin dan zat besi

§ Metabolisme obat

Metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat tersebut meskipun pada sebagian kasus,aktivasi obat dapat terjadi. Salah satu lintasan penting untuk metabolisme obat meliputi konjugasi (peningkatan) obat tersebut dengan sejumlah senyawa untuk membentuk substansi yang lebih larut. Hasil konjugasi tersebut dapat diekskresikan kedalam feses atau urine seperti ekskresi bilirubin. 

§ Pembentukan empedu

Empedu dibentul oleh hepatosit dan dikumpulkan dalam kanalikulus serta saluran empedu. Fungsi empedu adalah eksretorik seperti ekskresi bilirubin dan sebagai pembantu proses pencernaan melalui emulsifikasi lemak oleh garam-garam empedu.

§ Ekskresi bilirubin

Bilirubin adalah pigmen yang berasal dari pemecahan hemoglobin oleh sel-sel pada sistem retikuloendotelial yang mencakup sel-sel kupfer dari hati. Hepatosit mengeluarkan bilirubin dari dalam darah dan melalui reaksi kimia mengubahnya lewat konjugasi menjadi asam glukoronat yang membuat bilirubin lebih dapat larut di dalam larutan yang encer. Bilirubin terkonjugasi disekresikan oleh hepatosit kedal kanalikuluss empedu didekatnya dan akhirnya dibawa dalam empedu ke duodenum. Konsentrasi bilirubin dalam darah dapat meningkat jika terdapat penyakit hati, bila aliran empedu terhalang atau bila terjadi penghancuran sel-sel darah merah yang berlebihan. Pada obstrusi saluran empedu, bilirubin tidak memasuki sistem intestinum dan sebagai akibatnya, urobilinogen tidak terdapat dalam urin.

USUS HALUS / INTESTINUM MINOR

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu

Bagian-bagian usus halus;

1. Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika, ampulla vateri, 10 cm dari pilorus

2. Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus halus yang selebihnya.

3. Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.

USUS BESAR / INTESTINUM MAYOR

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

a). Fungsi usus besar;

1. Menyerap air dari makanan

2. Tempat tinggal bakteri koli

3. Tempat feses

b). Bagian-bagian usus besar atau kolon;

1. Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.

2. Kolon transversum. Panjangnya ± 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.

3. Kolon desendens. Panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

4. Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum

5. Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.

Usus Buntu

Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Umbai Cacing

Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran 10 cm tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Rektum

Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari peritoneum.

Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu: 

1. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.

2. Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

3. Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.




DAFTAR PUSTAKA



Pearce.Evelyn C. AnatomidanFisiologiuntukParamedis.2011. GramediaPustakaUtama: Jakarta